Pendidikan sebagai salah
satu aspek dalam meningkatkan sumber daya manusia yang
harus terus diperbaiki dan direnovasi dari
segala aspek. Pembelajaran yang efektif
perlu di dukung oleh penggunaan media pembelajaran yang efektif pula. Selain
berfungsi sebagai alat bantu bagi para guru dalam mengajar, media pembelajaran
juga dapat menjadi alat bantu bagi para siswa untuk lebih mudah memahami materi
pelajaran yang dipelajari. Untuk meningkatkan
hasil belajar, maka media pembelajaran perlu dijadikan sebagai sumber belajar
bagi siswa, termasuk di dalamnya adalah media lingkungan yang salah satu cara mempelajarinya yaitu dengan karya wisata.
Siswa tidak hanya membayangkan satu obyek yang di pelajarinya, akan tetapi
akan mengetahui wujud asli dari obyek yang dipelajari sehingga para
siswa dapat lebih mengetahui dan memahami obyek tersebut.
Kata “karya wisata” berasal dari karya yang
artinya kerja, dan wisata yang berarti pergi. Dengan demikian, “karya wisata” berarti pergi bekerja. Atau bepergian ke suatu
tempat untuk bekerja. Di dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar,
pengertian karya wisata
ialah bahwa siswa akan
mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek itu terdapat. Jadi, apa yang
disebut dengan bekerja sebenarnya
yang dimaksud ialah mempelajari
sesuatu. Dalam pengertian pendidikan karyawisata adalah kunjungan
siswa ke luar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral
dari kegiatan kurikuler di sekolah.
Karya wisata dilakukan di bawah bimbingan guru dengan membuat
perencanaan yang matang, perumusan tujuan dan tugas yang harus dilakukan,
misalnya mengunjungi pabrik, perkebunan, museum, dan sebagainya. Sehingga,
karya wisata mempunyai tujuan yang jelas bukan untuk pergi berlibur tanpa
mendapatkan ilmu.
Objek karya wisata harus relevan dengan bahan pengajaran, misalnya
museum untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk
pelajaran biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan,
peneropongan bintang di Lembang untuk fisika dan astronomi. Karyawisata di
samping untuk kegiatan belajar, sekaligus juga rekreasi yang mengandung nilai
edukatif. Karyawisata sebaiknya dilakukan pada akhir semester atau catur wulan,
dan dikaitkan dengan keperluan pengajaran dari berbagai bidang studi secara
bersama-sama, serta dibimbing oleh guru bidang studi yang bersangkutan.
Pada umumnya, alasan
pemaikaian metode dan sekaligus media karyawisata ialah karena obyek yang akan
dipelajari tidak dapat dibawa ke dalam kelas dan hanya dapat dipelajari di
tempat di mana obyek itu berada. Sebab-sebabnya adalah antara lain:
1. Objeknya
terlalu besar.
Misalnya di dekat
sekolah sedang diadakan perbaikan jalan di mana digunakan sebuah mesin giling.
Tentunya mesin giling ini tidak akan dapat dibawa ke dalam kelas karena
terlampau besar. Walaupun demikian siswa harus mengetahui bagaimana kerja sebuah mesin giling
yang tugasnya meratakan jalan yang telah ditaburi batu-batu dan dilapisi aspal
serta pasir itu. Agar murid-murid mengetahui cara kerja dan manfaat mesin
giling itu, guru membawa siswa ke
luar kelas, ke tempat dimana mesin giling itu sedang dipergunakan.
2. Obyeknya
akan mengalami perubahan atau kerusakan jika dipindahkandari tempatnya.
Misalnya dalam pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di mana akan mengajarkan dan memperlihatkan tanaman yang
dinamai “puteri malu”. Tanaman ini jika tersentuh sedikit saja akan segera
menutup atau mengatupkan daun-daunnya sehingga tidak dapat lagi dilihat bagaimana
tanaman itu sesungguhnya jika daun-daunnya sedang terbuka. Oleh karena itu,
agar keasliannya dapat diamati dengan baik, murid-murid harus dibawa ke kebun,
tegalan atau lapangan di mana tanaman “puteri malu” itu tumbuh.
3. Obyeknya
terlampau berat.
Hal ini sama dengan yang
telah diuraikan dalam contoh pertama yaitu mengenai mesin giling. Karena
beratnya tentu saja mesin giling itu tidak akan dapat diminta untuk dimasukkan
ke dalam halaman sekolah karena halaman akan rusak. Jika akan dibawa ke dalam
kelas, tentu itu semua tidak mungkin dikerjakan. Dengan demikian tentunya lebih
baik mambawa murid-murid ke mesin giling tadi daripada membawa mesin giling itu
ke sekolah.
4. Obyeknya berbahaya jika dibawa ke kelas.
Misalnya guru akan
mengajarkan jenis-jenis binatang buas. Tentunya guru tidak akan dapat membawa
harimau dan singa ke kelas, karena seandainya hal itu dapat dilakukan, tetap
faktor keamanannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Binatang-binatang itu
terlalu buas untuk dibawa begitu saja ke tempat-tempat umum. Dengan demikian,
cara yang sebaik-baiknya ialah dengan membawa murid-murid ke kebun binatang
dimana harimau dan singa itu dapat diamati murid-murid tanpa membahayakan
keselamatan mereka.
5. Obyeknya hanya terdapat di
suatu tempat tertentu.
Misalnya pada suatu
ketika diberitahukan dalam surat kabar bahwa di Kebun Raya Bogor telah
berkembang apa yang disebut Bunga Bangkai Raksasa. Bunga itu tidak dapat dan
tentu tidak boleh diangkut ke tempat lain. Oleh karena itu, jika guru bermaksud
memperkenalkan bunga raksasa tersebut kepada murid-murid, maka jalan
satu-satunya ialah berkaryawisata ke Kebun Raya Bogor karena hanya di sanalah
pada waktu itu terdapat bunga tersebut.
Agar pelaksanaan karyawisata
dapat efektif, maka perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Masa persiapan/perencanaan
a. Merumuskan dan menjelaskan
tujuan karyawisata.
Anak-anak harus semua mengetahui apa sebab mereka pergi
dan apa yang diharapkan dari masing-masing. Mereka harus melihat hubungan
karyawisata dengan masalah yang mereka hadapi.
b. Menyuruh murid-murid lebih
dahulu mempelajari serba sesuatu mengenai apa yang akan dikunjungi itu.
c. Menyediakan sejumlah
pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban sebagai hasil karyawisata itu.
d. Menyiapkan segala sesuatu untuk
keperluan karyawisata itu.
·
Meminta
izin dari obyek yang akan dikunjungi.
·
Mengunjungi
objek itu lebih dahulu agar dapat mengadakan perencanaan yang teliti.
·
Mengadakan
pembicaraan dengan orang-orang yang diminta bantuannya.
·
Mengurus
soal keuangan, pengankutan, usaha menjamin keselamatan anak dan sebagainya.
·
Meminta
surat izin dari orang tua murid.
·
Membuat
rencana tertulis tentang karyawisata, beserta rencana waktu, tempat yang
dikunjungi dan daftar nma-nama murid. Salinannya diberikan kepada kepala
sekolah.
2. Masa pelaksanaan karyawisata
a. Periksa surat-surat orang tua,
jumlah murid berdasarkan daftar nama-nama murid.
b. Pelihara ketertiban selama
karyawisata. Sebaiknya anak-anak sendiri mendiskusikan peraturan-peraturan
selama karyawisata itu.
c. Laksanakan karyawisata itu
menurut waktu yang telah direncanakan.
d. Bawa semua anak-anak kembali ke
sekolah. Periksa apakah semua anak hadir. Sekali-kali jangan bolehkan anak-anak
pulang sendiri ke rumah dari tempat obyek yang dikunjungi.
Pada langkah ini adalah
melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah
dipersiapkan. Biasanya kegiatan belajar diawali dengan penjelasan petugas
mengenai objek yang dikunjungi sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan
sebelumnya. Dalam penjelasan tersebut, para siswa bisa mengajukan beberapa
pertanyaan melalui kelompoknya masing-masing supaya waktunya lebih hemat.
Catatlah semua informasi yang diperoleh dari penjelasan tersebut. setelah
informasi diberikan oleh petugas, para siswa dengan bimbingan petugas melihat
dan mengamati objek yang dipelajari. Dalam proses ini petugas memberi
penjelasan berkenaan dengan cara kerja atau proses kerja, mekanismenya atau hal
lain sesuai dengan objek yang dipelajari. Siswa bisa bertanya atau juga
mempraktekkan jika dimungkinkan serta mencatatnya. Berikutnya para siswa dalam
kelompoknya mendiskusikan hasil-hasil belajarnya, untuk lebih melengkapi dan
memahami materi yang dipelajarinya.
3. Masa kembali dari karyawisata
a. Mengadakan diskusi mengenai
segala hal hasil dari karyawisata itu.
b. Menyusun laporan, atau paper
atau kesimpulan yang diperoleh.
c. Tindak lanjut dari hasil
karyawisata seperti; membuat grafik, gambar, model-model, diagram, alat-alat
lain dan sebagainya.
Guru dapat meminta
kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar tersebut, di samping
menyimpulkan materi yang telah diperoleh dan dihubungkan dengan bahan
pengajaran bidang studinya. Di lain pihak guru juga memberikan penilaian
terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yang dicapainya. Tugas lanjutan
dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah,
misalnya menyusun laporan yang lebih lengkap, membuat pertanyaan-pertanyaan
berkenaan dengan hasil kunjungan, atau membuat karangan berkenaan dengan
kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajarnya.
Ada pula beberapa tujuan penggunaan dari
karya wisata sebagai media pembelajaran, yaitu, memberi pengalaman-pengalaman langsung kepada
para siswa. Anak belajar dengan
menggunakan segala macam alat indera. Melihat, mengamati,
menghayati secara langsung dan nyata mengenai obyek tertentu. Sehingga satu karyawisata lebih berharga daripada seratus gambar. Menanamkan kesadaran akan masalah-masalah yang terdapat
di dalam masyarakat. Memberi
pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam masyarakat. Melengkapi
pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas, dan menanamkan nilai moral
kepada para siswa.
Selain
tujuan, ada pula kelebihan dari karya wisata sebagai media pembelajaran.
Kelebihan Karya Wisata sebagai media pembelajaran antara lain:
·
Karya Wisata mempunyai prinsip pengajaran
modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar.
·
Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih
relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.
·
Pengajaran dengan karya wisata sebagai media
pembelajaran dapat lebih merangsang kreatifitas siswa.
·
Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas,
mendalam dan aktual.
Ada juga kekurangan dalam karya wisata sebagai
media pembelajaran, antara lain:
·
Fasilitas yang diperlukan sulit untuk
disediakan siswa di sekolah.
·
Biaya yang digunakan untuk acara ini lebih
banyak.
·
Memerlukan persiapan dan perencanaan yang
matang.
·
Memerlukan koordinasi dengan guru yang lain
agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata.
·
Dalam karya wisata sering unsur rekreasi
menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan
unsur studinya menjadi terabaikan.
unsur studinya menjadi terabaikan.
·
Sulit mengatur siswa yang banyak dalam
kegiatan karya wisata dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi
permasalahan.